Kesan sebagai pribadi yang ramah langsung terasa ketika kami (wartawan LK-ESQ Jatim) memasuki ruang kerja dr. Dodo Anondo, MPH (Direktur RSUD Dr. Sutomo). Jauh dari suasana formal, semua cair dan mengalir begitu kami mulai bincang santai dengan beliau siang itu.
“Saya mohon maaf kalau pertemuan ini ada beberapa perubahan dari jadwal, karena memang banyaknya agenda kegiatan. Dan saya orangnya tidak bisa menolak kalau ada tamu sehingga terpaksa janjian harus dijadwal ulang,” kata Dodo Anondo.
Padatnya aktvitas pekerjaan yang harus dijalani Dodo Anondo selaku direktur rumah sakit pemerintah terbesar di Jawa Timur, bahkan kawasan Indonesia Timur, hal ini membuat beliau harus pandai dan bijak dalam mengatur waktu. Sejak beliau ditugaskan menjadi direktur RSUD Dr. Sutomo pada 2011, dirinya langsung berhenti dari buka praktek umum yang selama bertahun-tahun telah dilakoninya.
Bagaimana memimpin anak buah yang jumlahnya mencapai ribuan orang? Menurut Dodo Anondo, pimpinan harus selalu berpikir positif. Semua dari sikap dan perbuatan harus dilandasi dengan pikiran positif. Meskipun secara formal mereka adalah struktur bawahan kita, namun harus dianggap orang lain setingkat dengan kita.
“Yang paling dihormati hanya Allah,” tegas pria hobi membaca buku dan jalan kaki ini.
Dua hal yang beliau tekankan dalam memanage anak buah, yaitu disiplin waktu dan komunikasi. Disiplin waktu sangat penting untuk hasil kerja yang bagus, apalagi kerja di bidang kesehatan yang butuh kecepatan dan penanganan yang tepat. Waktu di sini sangat berharga bagi masyarakat yang membutuhkan pengobatan atas penyakitnya.
Begitu pula komunikasi sangat penting. Komunikasi antar pegawai, antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya. Komunikasi tersebut untuk melatih keterbukaan dari aspek apapun, karena dengan komunikasi segala permasalahan dapat dicarikan solusinya. Komunikasi yang terbuka juga untuk menghindari pekerjaan yang berpotensi menumpuk.
Komunikasi berupa 2ST (Salam, Senyum, Tanya). Salam dan senyum akan mengawali interaksi dengan orang lain secara positif. Tanya, ini berhubungan langsung dengan profesi kita sebagai tenaga medis. Orang datang ke rumah sakit (pasien) perlu ditanya apa keperluannya, apa keluhan yang dirasakannya, dan sebagainya. Dari tanya – jawab ini akan mudah diketahui apa penyakitnya, bagaimana penanganan selanjutnya terhadap pasien.
Dodo Anondo ternyata bukan hanya menerapkan budaya komunikasi di tempatnya bekerja. Budaya komunikasi juga beliau hidupkan dalam keluarga, termasuk untuk model pendidikan anak-anaknya. Anak-anak dibudayakan untuk mau bertanya, jangan malu bertanya. Selain itu, anak-anak juga harus mau membaca buku. Pergaulan harus sama tidak pilih-pilih teman.
Lantas, kapan waktu bersama keluarga kalau sehari-hari kegiatan terkait pekerjaan seakan tidak ada habisnya?
Bagi dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlannga 1982 ini, Sabtu—Minggu adalah hari untuk keluarga. Ketika anak-anak masih tinggal dalam satu rumah, setiap malam Dodo Anondo dan istrinya selalu berupaya dapat makan malam bersama mereka. Dan seminggu sekali, istri dan anak-anak beliau ajak untuk makan di luar seperti warung atau restoran. Hal itu untuk mengenalkan anak-anak dengan berbagai jenis makanan yang mungkin tidak ada dalam menu makan di rumah.
Momen makan malam bersama inilah yang kemudian sebagai media komunikasi keluarga terhadap segala hal, mulai tentang pelajaran sekolah, teman, dan lain-lain.
“Makan di luar rumah ini bukan soal mahal atau tempat yang bagus, warung pinggir jalan juga oke, ukurannya makanan enak dan sehat,” kata pria penyuka makanan khas Jawa Timur ‘rujak cingur’ dan soto Lamongan ini.
Walau sudah menetapkan Sabtu — Minggu sebagai hari bersama keluarga, namun beliau jika ada sesuatu yang berhubungan dengan jabatan dan pekerjaan mengharuskan dirinya untuk keluar rumah, Dodo Anondo akan berangkat. Apalagi, nomor HP-nya juga tersebar untuk umum. Sehingga beliau tidak jarang harus tetap menjawab kalau ada telepon dan sms yang masuk.
“Terkadang orang atau pasien telepon dan sms tidak kenal waktu, bahkan tengah malam,”. Meski demikian menurut beliau bahwa dalam urusan pekerjaan tidak pernah lembur sampai malam, yang penting bagaimana pekerjaan bisa diselesaikan tepat waktu. Pungkas Dodo Anondo.
Ketika disinggung tentang Training ESQ beliau menyampaikan bahwa Training ini penting dalam kaitan lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien, bekerja dengan sepenuh hati dengan nilai-nilai spiritual membangun moral dan karakter yang baik bagi insan medis. Ujar beliau yang juga pernah mengikuti training selama 2 hari sewaktu menjabat sebagai Direktur RS. Dr. Sudono di Madiun 5 tahun yang lalu.
Biodata
Nama : dr. Dodo Anondo, MPH
TTL : Madiun, 13 Juni 1955
Isteri : Rini Susilowati
Jabatan
2007 : Wakil Direktur RSUD. Dr.Sudono Madiun
2009 : Direktur RSUD. Dr.Sudono Madiun
2010 : Direktur RSUD. Syaiful Anwar Malang
2010 : Kadinkes Propinsi Jawa Timur
2011- Sekarang : Direktur Utama RSUD dr. Sutomo Surabaya