TRAINING ESQ PEDULI LAPAS KELAS IIA MALANG

TRAINING LAPAS : Suasana saat Training ESQ Peduli Lapas

2 Warga Binaan Masuk Islam

Training ESQ Peduli Insan Lapas Kelas II A Malang telah usai, acara yang diselenggarakan 2 angkatan tersebut diadakan di Gedung Aula Lapas Wanita Kelas IIA Malang. Angkatan 1 diselenggarakan hari Senin-Selasa (22-23/7), sedangkan angkatan 2, hari Rabu-Kamis (24-25/7). Training ini merupakan kerjasama antara Forum Komunikasi Alumni ESQ (FKA ESQ) Koordinator Daerah (Korda) Malang dengan Lapas Kelas IIA Malang. Ketua Panitia yang sekaligus Ketua FKA ESQ Malang Raya, H. Purwanto, SE.MM menyampaikan bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang dapat menyatukan 3 (tiga hal yang biasanya hal ini sulit untuk disatukan dalam pelaksanaannya yaitu Kesempatan, Niat dan Sehat.

Acara yang dipandu Trainer Haris Muchtar dibantu asistant Dedy Kurniawan ini diikuti total 439 peserta yang terdiri dari 423 warga binaan dan 30 karyawan Lapas. Training yang bertujuan membentuk karakter 7 Budi Utama, meningkatkan potensi IQ, EQ, SQ agar memiliki nilai, moral dan kepribadian yang lebih baik ini dihadiri beberapa jajaran baik dari ESQ maupun pejabat lembaga kemasyarakatan. Di sesi pembukaan/penutupan acara, seperti Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita ( Ibu Eti Herawati, Bc.IP.SH ), Kasubag TU Kantor Kementrian Agama Kab Malang (Drs. H As’adul Anam, M.Ag ), Hj. Sukarsih (Korwil Jatim), dr. Sadi Hariyono bersama Isteri ( Tokoh Alumni ESQ Malang), Nur Khasanah ( ESQ FKA Pusat ) dan 2 Orang perwakilan Korda Probolinggo

Dahsyatnya training ESQ dalam membangkitkan nilai spiritual, membangun basis pemahaman agama secara baik memberikan pencerahan terhadap para peserta, training yang luar biasa, menyentuh hati, dan sebagian lagi mengatakan bahwa ini akan menjadi titik balik dalam kehidupan mereka untuk menjalani hidup dimasa yang akan datang lebih baik.

Training yang terbuka secara umum tanpa memandang ras, suku dan agama ini mampu menggugah kesadaran 2 warga binaan masuk Islam. Adalah Ketty Carolina lahir di Jakarta 1983, anak 1 (satu) profesi penyanyi panggilan, dan tersangkut kasus Narkoba, sebelum dikirim ke lapas, wanita ini sempat ditahan di polwiltabes surabaya 20 hari, banyak tahanan yg keseurupan termasuk beliau, saat dibimbing rohaniawan agama apa yang diminta, dia minta dibacakan surat Yasin.

Sedangkan peserta lain Anggelina Imaculta yang lahir di Surabaya 1986, anak 2, ibu rumah tangga, tersandung narkoba juga, suami muslim pasca training esq masih sering ke gereja, suatu saat di merenung serta menerima olok-olok dari rekans gereja bahwa dia telah menjual yesus. Namun hatinya tetap tenang bahwa muslim tetap dia pegang.

 

Sedang peserta yang sudah muslim pun mengaku bahwa training ini mempunyai kesan mendalam sebut saja Elis yang warga binaan ini merasakan kesan yang mendalam, mengena sekali dan menyadarkan dirinya sampai menangis dalam penyesalan dan bertekad akan memperbaiki segala kekurangan untuk masa depan yang lebih baik setelah keluar.

Begitu pula yang dikatakan Fani bahwa training ESQ ini mampu menggugah spiritualnya sehingga akan berusaha hidup lebih meningkatkan amal ibadahnya baik pengabdianya kepada Allah, suami, orang tua dan keluarga. “Saya menyadari hidup saya karena Allah”, hal yang sama di amini juga oleh Siti Mualifah.

Tampaknya training kecerdasan emosi, intelektual dan spiritual ini benar-benar menggugah kesadaran peserta, fenomena bangkitnya kesadaran dalam ber agama dan nilai spiritualitas ditengah pergulatan hidup dalam mencari jatidiri dan tujuan sejati. (Choir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *