Meaning Full Life “Jadikan Hidup Lebih Bermakna”

Oleh: Moh.Chudzil Chikmat,S,Pdi,CHt ( Pendiri dan Direktur Rumah Perubahan Indonesia)

Aula Diknas Kota Probolinggo kembali menjadi tempat kajian rutin Alumni ESQ 165 Probolinggo, Ahad 19 Mei 2013. Dalam Kajian kali ini materi disampaikan oleh Moh. Chuldzil Chikmat, beliau memaparkan bagaimana menjadikan hidup lebih bermakna , diantaranya ada 4 penyebab ke tidak bahagian dalam hidup yaitu :

  1. Unfinished emotion : bentuk respon emosional terhadap apa yang kita persepsikan tidak adil di masa lalu, berupa kebencian, dengki, sakit hati dan dendam.
  2. Mind Illution : persepsi prasangka yang ada dipikiran.
  3. Disharmony : hidup yang tidak seimbang ( financial, fisik, relasi hubungan, intelektual, spiritual ) Contoh : banyak kalangan eksekutif kelas A namun Ayah kelas E.
  4. Spiritual weaknes : banyaknya dosa dan kelemahan dalam berspiritual atau beribadah. Berdasarkan penilaian Dr.Stephen Joseph orang religius itu rata-rata bahagia dibanding yang non religius.

Chudzil memaparkan solusi agar tercapai kebahagian dalam hidup yaitu :

  1. Memaafkan (Forgivenes) : Memaafkan orang yang pernah menyakiti kita, memaafkan dengan tulus dan jaminan orang yang memaafkan adalah Taqwa seperti firman Allah dalam Qs. Al Imron 133-134 Artinya; “ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. ( Yaitu) Orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikkan”.

Menurut penelitian Dr Fred Lushkin Memaafkan memiliki manfaat : Menurunkan tekanan darah, Menurunkan tingkat stress, Menurunkan penyebab jantung koroner. Memaafkan adalah sebuah perjuangan , perjuangan ini bukan antara anda dan orang lain yang menyakiti anda melainkan antara anda dan diri anda sendiri.

  1. Menerim (takdir baik atau pun buruk) : Orang-orang yang terbelenggu adalah orang yang rata-rata sulit menerima kenyataan hidup, mereka berkeluh kesah atas apa yang terjadi . Agar hidup kita bahagia maka kita harus menerima kenyataan hidup segetir atau semanis apapun itu entah dimasa lalu atau yang akan datang dan menerima diri kita apa adanya lengkap dengan kekurangan dan kelebihannya.
  2. Taubat (Repentence) : Tidak ada manusia yang suci karena asal kata manusia adalah nisyan (pelupa/lalai), Seperti firman Allah dalam Qs.Al Baqarah : 222 Artinya; “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
  3. Syukur (The power of Gratitude) : Terimakasih mengandung makna : Terima kasih dan menyebarkan kasih (berbagi). Seperti firman Allah dalam Qs Ibrahim : 7 Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan,” Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmati) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Bukti syukur : Beribadah dan berbagi.
  4. Kepasrahan = Tawakal (Sureender) : Berpasrah atau tawakal tidak sama dengan menyerah. Demensi kepasrahan diawali usaha ; Sesuatu yang diserahkan, Ada sarana dan Tujuan. Sesuatu yang diserahkan (Ikhtiar) , sarana (doa) , Tujuan hanya Allah. Seperti firman Allah dalam Qs Al Mumtahanah : 4 Artinya; “Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakal ( berpasrah ) dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.”
  5. Keimanan (The Power of Iman) = Ibadah, Keyakinan : Masalah iman ini kita sadari terkadang masih dalam tataran teori kita coba sedikit melihat orang yang beriman di Al Qur’an : 1. Bergetar hatinya : Bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka / Orang yang sempurna imannya. 2.Tenang : Dengan hanya mengingat Allah hati menjadi tenang. 3. Hatinya Tawadhu, 4. Menangis, sujud : bila dibacakan ayat-ayat Allah mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. 5. Dadanya terasa Lapang, Barang siapa yang diberi petunjuk Allah niscaya Dia melapangkan dadanya.

Dipenghujung kajian Moh.Chudzil Chikmat mengajak peserta untuk muhasabah diri, merenung/ membayangkan apa kesalahan kita selama ini, siapa yang pernah kita sakiti dan menyakiti kita agar bisa saling memaafkan. Mudah-mudahan kita dijadikan orang yang terus dapat meningkatkan iman. Aamiiin Ya Rabal Alamin. (SR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>