Menjadi Insan yang Ahsan

Judul di atas terasa ringan diucapkan, tapi bagaimana meraihnya. Sangat berat bagi yang tidak mau melaksanakan. Dan ringan bagi yang menjalankan serta berusaha secara kontinyu untuk meraihnya. Apa kiat-kiat yang harus diraih untuk bisa memiliki predikat menjadi manusia yang baik (ahsan)? Prof. DR. Abdullah Shahab memaparkan secara tuntas dalam forum kajian alumni ESQ Jawa Timur.

Bertempat di Universitas Narotama, dosen ITS Surabaya ini menjelaskan dengan rici kiat-kiat agar manusia dapat mencapai derajad ahsan dalam kehidupan ini.

Manusia itu, kata Abdullah Shahab adalah makhluk mulia. Sehingga dalam al Quran dikatakan Allah menciptakan manusia sebagai makhluk Allah paling sempurna. Di muka bumi ini manusia adalah khalifah atau pemimpin. Yang mengendalikan terjaganya kehidupan bumi beserta isinya namun dalam pantauan Allah. Maka jika rusak perilaku manusianya, maka rusak pula tatanan kehidupan bumi. Untuk itu manusia harus memiliki predikat ahsan agar kehidupan di bumi ini terjaga dengan baik.

Lelaki yang selalu ‘ngontel’ itu menyebutkan beberapa hal tentang arah menjadi manusia ahsan. Yakni spriritual harus baik. Karena manusia diciptakan Tuhan adalah untuk menyembah kepada Tuhan. Kriteria dalam makhluk spiritual ini mampu membaca situasi di balik fenomena. “Mampu menemukan kedamaian dalam rahmat Tuhan, karena tidak banyak manusia yang bisa,” katanya.

Yang lain, Emosional dan sosialnya terjaga. Karena hidup di dunia penuh dinamika, itu sebabnya, ungkap Abdullah Shahab harus selalu menjaga ritme emosional dan sosial dengan siapa pun.

Selain itu, masih kata dosen yang selalu disipilin kepada mahasiswa itu, ciri manusia ahsan itu adalah manusia yang memiliki intelektual dalam kehidupannya. “Manusia yang bisa melihat kaitan antara sebab akibat” katanya.

Manusia intelektual adalah manusia yang mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang efektif dan efisien. Karena banyak manusia yang mencari jalan pintas dalam menyelesaikan permasalahannya. “Jalan instan dan mudah, tapi tidak baik,” ujarnya. Harus selalu ingat pada siapa yang menciptakan manusia (Tuhan), imbuhnya.

Menurut Abdullah Shahab untuk menuju manusia yang baik harus selalu berpegang teguh pada hukum primordial sebagai manusia. “Untuk apa dan kenapa kita diciptakan,” katanya.

Manusia itu harus menjaga perasaan orang lain, tidak merendah orang lain, mampu mengendalikan emosi serta mudah beradaptasi dengan orang lain. Karena manusia itu adalah manusia sosial, yang tidak lepas dari hidup dalam kebersmaan. “Saling membutuhkan”, cetusnya. (Why)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>