Jarum jam masih menunjukan pukul 05.30, tapi kesibukan dan persiapan keberangkatan rombongan sudah sangat terasa. Pagi itu, Ketua Lembaga Kemanusiaan ESQ Jawa Timur, Iswachyu Dhaniarti mengkordinir dan memimpin langsung misi bantuan kemanusiaan ke Sampang.
Tepat jam 06.00, Kamis (11/4/2013) rombongan misi bantuan kemanusiaan LK ESQ Jatim bergerak menuju lokasi bencana. Rombongan diterima langsung Bupati Sampang Ach.Fannan di Pendopo Kabupaten didampingi dr. Firman (Ka.Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang), Imam Sanusi dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), ajudan bupati dan beberapa jajaranya.
Sebagaimana diceritakan Fannan bahwa banjir yang menimpa Kabupaten Sampang Madura, terjadi akibat luapan Sungai Kemuning dimulai pada Senin (8/4/2013), mengakibatkan banjir kiriman dari wilayah utara Kabupaten Sampang, yakni Kecamatan Ketapang dan Kecamatan Kedungdung, melumpuhkan beberapa pelayanan umum.
Tiga tempat yang menjadi sasaran utama genangan air yakni Kelurahan Dalpenang, Kelurahan Gunung Sekar dan Kelurahan Pasean, Kecamatan Kota Sampang.
Dengan logat Madura yang kental Fannan menuturkan bahwa masyarakat Sampang tidak percaya ketika info banjir ini datang, padahal informasi ini langsung datang dari ajudan Bupati, masak Bupati bohong, begitu guraunya.
Luapan kali kemuning ini sudah kesekian kalinya. Warga sudah terbiasa mengalaminya. Walaupun di dalam lingkungan kota Sampang tidak terjadi hujan deras namun ketika di bagian utara kota Sampang hujan deras, dipastikan banjir akan mengepung Kota Sampang. Begitu ujarnya.
Sebelum melepas rombongan ke lokasi bencana, Fannan berharap Pemerintah pusat turut memperhatikan dan memikirkan solusi terbaik bagi banjir Sampang ini. Turut mendampingi tim Misi Bantuan, Firman dan Azis (Kordinator Kecamatan) menyusuri beberapa rumah warga yang terkena bencana di Kelurahan Pasean.
Bantuan LK ESQ Jatim yang berupa sembako seperti beras, mie instan, kornet, makanan siap saji “labbaik chicken”, air mineral, obat-obatan disalurkan di sepanjang perumahan warga desa Pasean, dan beberapa Sekolahan.
Keadaan dibeberapa tempat saat itu air sudah surut, namun puing-puing dan tanah yang masih becek dan gembur menyulitkan rombongan menyusuri daerah tersebut, mobil pun berjalan sangat lambat dan merayap dari satu desa ke desa yang lain.
(Choir)