Pencari kayu yang terkena tetanus
Saat itu ketika sedang bekerja mencari kayu bakar, secara tidak disengaja tangan lelaki tua ini tergores paku berkarat. Karena tidak tahu ilmu pengobatan, ia pun tidak berpikir terlalu jauh akan dampaknya. Lelaki tua ini hanya mengambil air untuk membasuh dan membersihkan tangannya, lalu mengambil kain perca seadanya untuk membungkus lukanya. Namun setelah itu, apa yang terjadi? Beberapa hari setelah kejadian itu, ia mulai merasakan badannya demam, tangannya bengkak dan kaku serta mulutnya sulit dibuka. Dan kejadian ini berlangsung beberapa hari.
Saat pertama kali tim LK ESQ bertkunjung ke kediaman nya, kondisinya sudah cukup parah.
Pria yang usianya sudah beranjak diangka 58 tahun ini, saat ini tinggal di wilayah Pagesangan Surabaya.
Keinginan untuk merantau ke kota dengan harapan bisa memperbaiki kehidupan, ternyata tidak selalu manis kenyatannya. Dorongan keinginannya yang begitu kuat untuk berpindah dari daerah asalnya di Nganjuk menuju kota metropolitan, berujung penderitaan. Semua perlengkapan yang dibawanya dari desa, seperti surat-surat, perhiasan, uang hilang di copet saat dikendaraan.
Baikem namanya. Ia tinggal hanya berdua dengan isteri tercintanya, karena menurut penuturannya, ia tidak memiliki seorang anakpun dan juga tak punya saudara di surabaya ini. Rumah yang ditempatinya pun sangat sederhana.
Konon, menurut cerita masyarakat sekitar, rumah tersebut dulunya adalah bekas toilet umum Pasar Pagesangan.
Dirumah yang sempit dengan perabot seadanya ini, ia mengisi hari-harinya dengan bekerja serabutan, kadang-kadang sebagai penarik becak. Namun jika kondisinya tidak memungkinkan, ia mengerjakan pekerjaan lain, yaitu mencari dan mengumpulkan kayu bakar.
”Saat itu luka saya biarkan begitu saja karena saya ini bodoh, tidak tahu apa-apa. Wong saya ini tidak punya uang, jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja nggak cukup”, ungkap lelaki tua yang menjadi tulang punggung satu-satunya bagi isterinya.
Kembali kami bersyukur kepada Allah Swt, melalui caraNya, tim LK ESQ JATIM bisa dipertemukan dengan beliau. Dan setelah melihat kondisinya, tim yang datang dengan membawa ambulance, langsung mengantarkanya untuk berobat ke UGD Dr. Soetomo. Alhamdulillah pak Baikem telah ditangani oleh tim dokter, dan 7 hari setelah itu kesehatannya semakin membaik. Saat ini dia sudah bisa makan, meski harus dengan disuapi oleh isterinya. Dan yang membuat kami terenyuh, beberapa hari yang lalu ia menjual sepeda bekasnya untuk menebus obatnya yang sudah habis. Subhaanallah….