LK ESQ Harus Ada di Setiap Provinsi
Di sela-sela kegiatan training ESQ Eksekutif angkatan 98 pada Jum’at (25/2), LK ESQ (Lembaga Kemanusiaan ESQ) mempresentasikan program kerjanya yang telah dan akan dilakukan kepada para peserta di Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan. LK ESQ tampil melalui tiga perwakilannya dari 3 provinsi, yaitu LK ESQ Jawa Timur, LK ESQ Sumatera Selatan, dan LK ESQ Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara ini dihadiri pula oleh tokoh-tokoh yang juga adalah alumni ESQ yang berasal dari berbagai daerah.
Pendiri ESQ, Ary Ginanjar Agustian pada sambutannya mengatakan, “Kita ini berada di sebuah tempat (Indonesia) yang rawan bencana. Alumni ingin sekali bergerak untuk membantu sebagai bentuk ‘Total Action’, namun belum ada saluran. Karenanya, potensi yang besar ini harus dikelola secara bersama-sama, sehingga terbentuknya LK ESQ sebagai langkah tepat di tengah situasi yang banyak bancana ini. Saya setuju hal ini harus diperkuat di setiap provinsi.”
Pada kesempatan pertama, Manager Program LK ESQ Daerah Istimewa Yogyakarta, Muhammad Kurniawan mengatakan, “LK ESQ Yogyakarta lahir pada 3 Januari 2011. Meski begitu, kami berusaha sekuat tenaga untuk bisa berkembang secepat mungkin dalam arti tidak dikelola asal-asalan, tetapi dikelola dalam profesionalisme yang baik, sehingga dapat berjalan cepat. Kami juga melakukan penataan.”
Pria yang akrab disapa Iwan ini menambahkan, yang menjadi pondasi utama LK ESQ Daerah Istimewa Yogyakarta adalah kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang mengelolanya. Hal ini menjadi titik tolak perkembangan lembaga kemanusiaan ke depannya.
Iwan menjelaskan 3 bidang yang menjadi fokus utama LK ESQ Yogyakarta, yaitu sektor pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. “Untuk pendidikan, kami memasukkan porsi terbesar, yaitu 60%, kemudian kesehatan lingkungan hidup 20%, dan 20% sisanya pada pemberdayaan ekonomi. Kenapa pendidikan? Karena pendidikan adalah kunci untuk bisa melahirkan generasi SDM yang kuat. Kalau pendidikan bagus, otomatis kedua bidang lainnya juga akan bagus pula,” paparnya.
Sementara LK ESQ Sumatera Selatan mendapat giliran kedua untuk memaparkan program kerja serta pencapaian-pencapaiannya. Manager Program LK ESQ Sumatera Selatan, M. Fahmi Sulaiman, mengatakan, semua berawal dari keinginan ‘Total Action’ alumni ESQ setelah mengikuti training. Hal ini menjadi energi kuat untuk membantu orang yang kurang mampu dan membutuhkan.
“Setelah berjalan 3 tahun, ‘Total Action’ ini terus berusaha membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, seperti pembagian sembako di bulan Ramadhan, membagikan susu atau roti sebagai upaya perbaikan gizi, hingga memberikan bantuan modal usaha kecil,” ungkap Fahmi.
LK ESQ Jawa Timur yang mendapat giliran terakhir juga menjelaskan program-program yang telah berjalan. LK ESQ Jatim mendapat dukungan dari para alumni yang signifikan dan menggembirakan. Di tahun 2010 LK ESQ Jawa Timur mampu menghimpun dana hingga mencapai 1,4 miliar.
Communication Manager LK ESQ Jawa Timur, Eko Soenaryo mengutarakan, “Kami berharap, adanya dukungan dari Pak Ary dan ESQ untuk mensosialisasikan keberadaan LK ESQ. Hal ini merupakan ujian dan amanah yang besar, sehingga kami berharap lembaga ini menjadi lembaga yang professional dan amanah.”
Ketua Umum LK ESQ, Lea Irawan berharap, “LK ESQ harus ada di setiap wilayah. Saat ini baru ada di 4 provinsi. Tetapi ke depan target kita itu ada di setiap Korwil FKA (Forum Komunikasi Alumni) ESQ. Kita akan bentuk LK ESQ, karena ini adalah salah satu wadah di mana alumni yang ingin berbuat sesuatu, maka inilah wadahnya.” (dion/tino/sym)