FORUM KAJIAN ALUMNI ESQ JATIM ”MERAWAT CINTA MERAIH KELUARGA BAHAGIA”
Surabaya- Kalau menginginkan keluarga yang bahagia, maka rawatlah cinta yang sudah ada dengan rasa empati dan jangan dirusak oleh egoisme. Itulah pesan yang disampaikan oleh dr. H. Ahmad Salim Sungkar Sp.KJ (K), di acara Kajian Alumni ESQ, yang diselenggarakan pada hari Minggu, 06/02/2011 bertempat di gedung Graha Pena lantai 02 Surabaya.
Melalui Kajian ini, Ahmad Salim Sungkar menyampaikan bahwa kita harus selalu menggunakan akal sehat kita untuk memahami pasangan kita, yaitu kita harus bisa menerima kelebihan atau kekurangan pasangan kita yang tak sempurna, dengan apa adanya (empati). ”Sadari bahwa kita memiliki perbedaaan-perbedaan dengan pasangan kita. Mulai latar belakang yang berbeda, pendidikan, selera, hingga cara pandang terhadap masalah yang berbeda. Agak sulit memang memahami perbedaan setiap pasangan apabila kita mengedepankan egois. Tak mau menerima yang lain beda, memaksa yang lain harus seperti kita dan tak mau toleransi, adalah bentuk-bentuk egoisme yang bisa merusak cinta pasangan kita,” ungkapnya
Beliau juga menambahkan bahwa kita tidak bisa menuntut terus atau ngotot memaksa terus kepada pasangan kita. Justeru kita harus mau memberi untuk bisa menerima dan harus mau menunaikan kewajiban agar mendapat hak. Sehingga dalam membina keluarga bahagia, diperlukan sikap kerjasama, yaitu sikap win-win solution, dengan mau mengalah secara pribadi untuk menang secara bersama. Selain itu mau mengedepankan sikap saling memberi dan menerima, menunjang kekurangan yang lain tanpa sombong, dan saling mendukung. “Untuk bisa bekerja sama, memang ada syaratnya, yaitu harus saling mengenal, mengerti, percaya dan menerima satu dengan yang lain. Karena kalau tidak, maka bukan kerjasama yang muncul, tapi sama-sama kerja,” lanjutnya, yang disambut tepuk tangan para peserta kajian.
”Begitupun jika dalam keluarga terjadi pertengakaran yang sulit dihindari, maka kita harus bisa “bertengkar” dengan cerdas. Yaitu mau mendengarkan pasangan, menerima kebenaran yang lain (ber-empati), mencari titik temu, jangan cari menang sendiri, dan hindari “menghancurkan lawan” yang notabene adalah pasangan yang kita cintai,” imbuh Psikiater dan Konsultan Keluarga Sakinah Masjid Al Falah Surabaya ini mengakhiri kajiannya.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan testimoni yang disampaikan oleh KH. Maksum Zubair, pengasuh Ponpes ”Abil Hasan Asy Syadzili” Porong, penerima bantuan program ”Santri untuk Negeri”, kemudian dilanjutkan testimoni oleh Ratna Sulistyaningsih, penerima beasiswa SOS dari Lembaga Kemanusiaan-LK ESQ Jatim.
Selanjutnya acara yang dihadiri sekitar 200 peserta ini diakhiri dengan pembacaan senandung Asmaul Husna bersama-sama.